Sunday, March 29, 2015

Aku dan Qur’an

Bismillahirrahmanirrahim…
Pernah aku tertegun dengan barisan huruf ajaib di lembaran kertas itu
Membaca tapi tanpa rasa
Pernah aku merasa bak pungguk merindukan bulan
Mengarap tapi tak kunjung datang
Bacalah!
Tapi aku masih tak merasa apapun
Bacalah!
Tapi aku masih tak peroleh apapun
Bacalah!
Aku lelah…
Bacalah!
Baca hingga kau lelah
Baca hingga kau merasa tak berguna tanpaNya
Baca sampai keajaiban rela datang tanpa diminta

Pernah merasa putus asa sudah berjuang lelah, ijhiar tanpa ujung, doa yang tak kunjung diijabah? Sama! Aku malah nyaris putus asa. Tapi, jalan Allah menyayangiku memang ada-ada saja.
Suatu ketika aku pernah berfikir, apa yang salah dengan hidupku? Ibadah hampa, tanpa rasa. Membaca Qur’an seperti membaca buku biasa, tak ada spesialnya. Menghafal selalu lupa. Atau aku yang memang tak tau diri?

Hingga lepas Dhuha di Mustek (mushola fakultas Teknik), aku teringat tausiyah seorang ustadz yang aku lupa namanya. Beliau bilang,

“sebenarnya semua masalahmu itu solusinya cuma satu. Lelah, sakit, kurang rezeki, ujian tak kunjung usai, apapun itu, pelajari Al Qur’an, baca Ia.bukan hanya membaca,bacalah hingga ayat-ayati itu meresap ke dalam hatimu, membuatmu merasa begitu rendah, tanpa daya upaya tanpaNya. Bacalah hingga tak ada celah untuk dunia ketika kamu membacanya. Bacalah sampai kau lupa bahwa waktu berlalu begitu cepat berlalu ketika kau bercengkrama dengannya.”

Lalu aku berfikir, begitu kacaunya kah hidupku ini kubuat sampai Al Quran saja enggan tinggal di hati dan ingatanku, sampai Allah saja mungkin malas memperingatkanku lg.

Menangis…

Kusejajarkan kening dan lututku. Mencoba menyadarkan diri bahwa apapun permulaan dan akhirannya ada pada tanganNya. Kenapa tidak mencoba dekat lagi denganNya seperti ketika kau tengah dalam masalah?

Menangis…

Begitu tak tau dirinya kah diri ini hingga mengambil hak-hakNya untuk menentukan nasibku?

Menangis…

Kubaca, kupelajari, kulafalkan sesuai tajwid yang benar. Dan… benar… ayat-ayat itu terasa masuk dalam hatiku, menusuk-nusuk hati hingga semua kesalahan rasanya terputas sendiri oleh  memori otakku. membuat mata ini panas hingga air mata hangat keluar dari kedua pelupuk mata.

Mulai detik itu, kutekadkan untuk berusaha setelah doa dan sholatku cukup, setelah lepas kubaca Qur’anku.

Dan, benar…

Allah begitu dekat dengan rezekiku
Allah begitu dekat dengan semua masalah yang kemarin kukeluhakan tak ada ujungnya.



No comments:

Post a Comment