Monday, November 16, 2015

Menangisi Kerinduan

Entah ini aku dibangunkan oleh sebuah lagu yang mengingatkanku jauh ke masa lalu. sebuah lagu yang sayup-sayup mengetuk gendang telingaku, lalu bilang "ayo, bangun. Dengarkan aku"

aku tetap disini untuk setia...

Rasanya air mata yang tumpah ruah semalam masih belum cukup untuk menenangkan hati ini. 
Ya, Aku masih menganggap separuh badanku tertinggal disana, bersamamu.

Dulu... dulu sekali, aku pikir dunia ini akan baik-baik saja setelah bertahun-tahun kita patuh pada aturan dan tuntunan. Aturan untuk mencintai secara wajar. Tuntunan bahwa cinta itu harus bla... bla... bla...

Nyatanya patuh itu tidak membuat seseorang lantas tak tertimpa musibah. Buktikan saja. 

Ah, sudahlah... Banyak omong sekali aku ini ya. Mau ngomong rindu apa lalu lintas?

hahaha

***
Teruntuk seseorang yang semalam menemaniku menangis hingga tengah malam, percayalah, semuanya baik-baik saja. Kita adalah sepasang merpati yang meski terpisah sejauh atau sedekat apapun, kita masih akan kembali. Bersamamu. Bersamaku. 

Mengingat kesakitan itu memang menyakitkan. Tapi, mengingat kebersamaan yang pernah dilewati itu jauh lebih menyakitkan. Terlebih jika kamu pernah mementingkan hal lain ketika dengannya dan membuat dia juga sibuk dengan dirinya dan GADGET nya. 

Menyesal? 
Iya...

Kini rasanya tak karuan. Terpisah beberapa Kilometer rasanya malah jauh lebih sakit ketimbang terpisah ratusan kilometer.

Tenang, sayang... Merpati akan pulang. 

No comments:

Post a Comment