Tuesday, December 8, 2015

Memendam Dendam

Bismillahirrahmanirrahim

Pernah nggak, sih, kalian ngerasain sebel, kesel, mangkel, atau apalah bahasanya, sama seseorang yang sebenernya deket banget dengan dirimu, berpengaruh di hidupmu? Pernah? Nggak?

Kalo saya sih, Pernah. Sampe sekarang, malah.

Siapa?

Siapa orangnya, nantilah akan saya bahas di tulisan selanjutnya (in syaa Allah).

Hampir setiap hari saya kesel sama orang ini. Apa yang tidak saya suka dari dia? BANYAK.

Ingatannya,
Masa lalunya,
Cara dia jalan,
Pola makannya,
Bahasanya,
Logatnya,
Body language-nya,
Bentuk kakinya,
Kadang bau keringetnya juga,
Makanan kesukaannya,
Hal yang dia sukai,
Pemalesnya,
Kebaikannya,
Carenya yang menurut saya kelewatan,
Ah, banyak, lah...

Tapi, setelah saya pikir-pikir lagi, kenapa orang seperti ini justru sangat berpengaruh di hidup saya? Bahkan sampai saya meninggal nanti sepertinya orang ini akan terus berhubungan dengan saya. Berhubungan dalam artian punya keterkaitan ya.

Kadang, pernah juga, lah saya mikir kenapa gak orang lain yang seperti si A, B, C, aja yang ada di hidup saya, sih? Kenapa harus dia?

Ternyata.....

Di Agama kita (agama apapun itu) pasti pernah diajarin sama Guru Agama, kan bahwa maut, jodoh, rezeki, semuanya udah diatur olehNya sejak kita ada di perut Ibu. Saya yakin, pada saat Allah ngasih data nama-nama orang yang akan ketemu saya, atau bahkan berpengaruh di hidup saya, saya pernah protes dengan nama satu ini, daann, saya yakin Allah pasti bilang ke saya (kurang lebih begini) "Orang ini akan mengajarkan banyak hal padamu, Rum".
#diem

Sekarang, orang ini masih tetap ada di hidup saya, malah bertindak lebih jauh di hidup saya.

Entah sekarang atau nanti, saya cuma bisa berkhusnuzon sama Allah, mencoba belajar banyak dari orang ini, merendahkan diri serendah-rendahnya, menuang semua air amarah yang masih tersisa, dan belajar menerima semua kekurangannya, se-tidak suka apapun saya.

Karena saya yakin, begitu banyak kekurangan saya yang pastinya dia pun tidak suka, tapi, dengan semua kebaikan hatinya, dia berhasil melebur kekurangan sayaitu menjadi bumbu yang menjadikannya manusia nyebelin seperti sekarang.

Semoga, saya bisa belajar menjadi adaptor yang baik, seperti Anda. In syaa Allah...

#SalamIstriDuaMinggu

No comments:

Post a Comment