Thursday, November 8, 2012

Rumah gersang


Assalamualaikum...
Rumah ini bukan surga, rumah kita pun bukan istana, tapi saya yakin anda bisa membuat rumah ini lebih indah dari surga, lebih nyaman dari istana, rumah dengan pondasi bukan dari janji, tapi bukti…”
masih ingat dengan post saya yang judul nya "surat untuk presiden" ? yap... hari ini saya lagi inget tentang negara kita yang sedang pesta demokrasi ini. memang bukan pemilihan presiden, tapi ada pemilihan-pemilihan lain yang say anggap lebih seperti kontes kecantikan. semua kandidat menunjukkan sinar masing-masing yang padalah semuanya buatan. mungkin ada sebagian yang asli, tapi nggak banyak.*ngelus dada*
rumah disini saya artikan sebagai negara, tanah yang saat ini saya pijak. saya menulis begini karena saya peduli dengan rumah yang saya tempati. sebenarnya semua orang nggak butuh pemimpin yang gimana-gimana, nggak butuh pemimpin yang kampanye tapi hasil nya kayak accumulasi di material balance yang proses nya steady state alias SAMA DENGAN NOL. buktinya banyak kan calon yang bilang mau ngasih fasilitas ini itu, mau ngasih sumbangan ini itu, mau buat macet nggak ada lagi, mau buat sekolah gratis atau berobat gratis, tapi conclusion nya malah belum jadi sampe masa jabatan mau habis dan akhirnya rakyat yang jadi korban suruh milih lagi di masa jabatan selanjutnya dengan iming-iming mau diterusin itu program nya.

masih percaya dengan yang begitu?

udah deh, move on aja. nggak perlu diterusin lha wong  udah terbukti 5 tahun aja belum bisa apa-apa malah pada ngeruk duit rakyat begitu. mau dibawa kemana rumah ini yang katanya mulai asri? yang katanya mau dibuat hijau tapi malah makin gersang. 

saya memang anak kecil yang belum tau apa-apa masalah peraturan pemerintah atau undang-undang yang udah direvisi entah berapa kali. tapi apa salah kalau saya peduli? apa salah kalau saya pengen rumah ini balik hijau kayak zaman soekarno  yang mati-matian anti korupsi? apa saya salah kalau pengen hak saya sebagai mahasiswa dipenuhi dengan TANPA dikurangi sedikitpun? 
bentar lagi pesta demokrasi, jangan tutup mata hati kita guys... memang kita nggak bisa berbuat banyak dengan perubahan di rumah ini, tapi kita punya andil besar disini. kalau kita berontak apa masih bisa orang atasan itu leha-leha? sekarang mikir realistis aja lah. kita memang udah ada ruang sendiri alias kamar (kampus) yang bisa kita kreasikan sedemikian rupa sehingga kita anggap itu indah, tapi jangan lupa, kamar itu ada di dalam rumah yang itu adalah negara kita yang sekarang mulai aneh.

perbaiki pola pikir guys, perbaiki cara kita melihat siapa kepala rumah tangga ini, perbaiki lagi hati kita apakah selama ini yang kita pikir baik itu benar-benar baik?

udah ah, dari pada makin kontroversi, mending saya tutup laptop, mulai mikir mau dibawa kemana rumah kita tercinta ini. jangan diambil pusing deh tulisan saya ini, cuma ngingetin aja kok.

oh iya, bentar lagi Pemilihan Presiden Mahasiswa, Dekan fakultas Teknik dan DPMU Universitas Sriwijaya, buka hati, buka pikiran, buka telinga, jangan sampe kita salah pilih kepala rumah tangga..

see u.. wassalamualaikum :D

No comments:

Post a Comment