Friday, November 9, 2012

karena sutradara saya_


Bismillah...
Sepertinya cerita ini tidak akan pernah habis. Waktu nggak akan mungkin ngizinin ingatan saya balik ke masa itu dan puter balik. Ketika nggak ada lagi harapan yang saya punya, ketika saya Cuma punya satu hal terpenting yang saya punya, air mata. Saya bilang itu masa abu-abu buat saya. bukan hitam, bukan berwarna hijau seperti yang saya suka. Saya bilang itu masa saya diujung jurang dengan pegangan hanya dengan seutas tali, tipis, dan ketika itu saya nggak tau apa yang terjadi sedetik kedepan. Yang saya tahu Cuma satu, hidup saya akan berakhir. Dan saya mulai terbunuh secara perlahan, sangat lamban, hingga saya tidak sadar darah ini akan segera habis.

Tap itu dulu…

saat saya sedang sableng, galau, godak, gila bahkan nggak gue banget. Saya yang masih labih bahkan ketika usia saya belum genap 20 tahun. Belum lama kan? Iya, memang benar. Cerita ini bukan fiktif seperti yang selalu saya buat. Ini cerita saya dan saya yang jadi tokoh utama, saya yang mulai gila, dan saya yang mulai jadi artis untuk diri saya sendiri.

Sekarang… here I’m… saya yang jauh lebih tahu apa yang saya butuhkan dan bukan apa yang saya mau. Cerita yang dulu, saya anggap Cuma kayak nonton film dibioskop, Cuma buat tontonan. Mungkin iya ada rasa sedih pas inget bagian-bagian tertentu. Tapi nggak apa-apa. saya dikaruniai otak oleh Allah memang buat nginget. Bukan buat menghapus. Masa buruk itu ada, tapi nggak lama. Dan itu udah selesai.
Rasanya hidup saya balik kayak zaman SMP dulu. Saat saya bebas berlari ditengah hujan, saat saya bisa berteriak dari atas pohon, saat saya punya banyak temen cowok sekedar buat main volley.

Yah, saya balik!! karena saya yakin ada sutradara yang buat cerita hidup saya indah nantinya. Sutradara yang selalu cerdas memilih alur, sutradara yang idenya nggak akan pernah habis, sutradara terhebat, terbaik, yang ceritanya NGGAK PERNAH MATI. Iya lah… Saya yakin ada Dzat lain yang lebih berkuasa dari ego saya dan sekarang saya biarkan Dzat itu membawa saya terbang dengan baling-baling terindah, sayap yang tak pernah patah, dan mimpi yang bukan Cuma khayalan. Lagi-lagi saya bersyukur dengan hidup saya.

YAP, SAYA BERHASIL…

Dan cukup tahu bahwa senyum saya bukan imitasi lagi, jalan saya bukan terbatas kaca lagi, kata-kata saya bukan dosa lagi karena banyak bohong! 

2 comments: