Bismillah...
Sepertinya cerita ini tidak akan pernah habis. Waktu nggak
akan mungkin ngizinin ingatan saya balik ke masa itu dan puter balik. Ketika nggak
ada lagi harapan yang saya punya, ketika saya Cuma punya satu hal terpenting
yang saya punya, air mata. Saya bilang itu masa abu-abu buat saya. bukan hitam,
bukan berwarna hijau seperti yang saya suka. Saya bilang itu masa saya diujung
jurang dengan pegangan hanya dengan seutas tali, tipis, dan ketika itu saya nggak
tau apa yang terjadi sedetik kedepan. Yang saya tahu Cuma satu, hidup saya akan
berakhir. Dan saya mulai terbunuh secara perlahan, sangat lamban, hingga saya
tidak sadar darah ini akan segera habis.
Tap itu dulu…
saat saya sedang sableng, galau, godak, gila bahkan nggak gue banget. Saya yang masih labih
bahkan ketika usia saya belum genap 20 tahun. Belum lama kan? Iya, memang benar.
Cerita ini bukan fiktif seperti yang selalu saya buat. Ini cerita saya dan saya
yang jadi tokoh utama, saya yang mulai gila, dan saya yang mulai jadi artis
untuk diri saya sendiri.
Sekarang… here I’m… saya yang jauh lebih tahu apa yang saya
butuhkan dan bukan apa yang saya mau. Cerita yang dulu, saya anggap Cuma kayak
nonton film dibioskop, Cuma buat tontonan. Mungkin iya ada rasa sedih pas inget
bagian-bagian tertentu. Tapi nggak apa-apa. saya dikaruniai otak oleh Allah
memang buat nginget. Bukan buat menghapus. Masa buruk itu ada, tapi nggak lama.
Dan itu udah selesai.
Rasanya hidup saya balik kayak zaman SMP dulu. Saat saya
bebas berlari ditengah hujan, saat saya bisa berteriak dari atas pohon, saat
saya punya banyak temen cowok sekedar buat main volley.
Yah, saya balik!! karena saya yakin ada sutradara yang buat cerita
hidup saya indah nantinya. Sutradara yang selalu cerdas memilih alur, sutradara
yang idenya nggak akan pernah habis, sutradara
terhebat, terbaik, yang ceritanya NGGAK PERNAH MATI. Iya lah… Saya yakin ada
Dzat lain yang lebih berkuasa dari ego saya dan sekarang saya biarkan Dzat itu
membawa saya terbang dengan baling-baling terindah, sayap yang tak pernah
patah, dan mimpi yang bukan Cuma khayalan. Lagi-lagi saya bersyukur dengan
hidup saya.
YAP, SAYA BERHASIL…
Dan cukup tahu bahwa senyum saya bukan imitasi lagi, jalan
saya bukan terbatas kaca lagi, kata-kata saya bukan dosa lagi karena banyak
bohong!
amazinggg :')
ReplyDeletemakasih kak riska.. :')
ReplyDelete