Wahai ibu…
Cintamu yang tak putus, terus…
Asamu yang tak padam, masih tertanam
dalam
Peneman hidup hingga usia ke dua
puluh delapan
Matamu sayu, tak lagi bening bersinar
Lembut belaimu yang mulai terasa semu
Kulit keriputmu yang mulai pucat pudar
Wahai ibu…
Untuk terakhir menemuimu
Kubingkai tangis menjadi doa
Terlantun FirmanNya mengiringimu
menjauh
Wahai ibu…
Ragamu yang terbaring tanpa gerak
Tangismu yang takkan lagi menggugu di
sepertiga malam
Inilah awal kerinduanku untukmu,
bidadariku
Langkah tatihmu menuju surga
Senyum indahmu membelai tirai pemisah
antara engkau dan aku
Wahai pahlawan rahimku…
Aku mulai merindu shalawatmu
Selamat jalan ibu…
No comments:
Post a Comment