Bismillahirrahmanirrahim…
-Sebelumnya
saya minta maaf apabila ada satu atau beberapa pihak yang akan tersinggung
dengan postingan saya kali ini-
bukan maksud menghakimi atau men-judge,
saya hanya ingin merefleksikan ide dalam suatu tulisan dimana semua orang bisa
sadar dengan keadaan “Rumah” kita yang KATANYA mulai ASRI, padahal kenyataannya
mulai BASI. Begini kalau amanah justru dijadiin kesempatan untuk meraup rupiah.
-_-
Setau saya,
amanah itu tanggungjawab yang diembankan Allah SWT melalui hambanya, yang wajib
di jalankan dengan sebaik-baiknya. Allah memberikan keistimewaan kepada
siapapun hambaNya yang Beliau nilai itu pantas. Mereka yang saat ini duduk di
kursi DPR, MPR, MK, atau Presiden sekalipun adalah orang-orang pilihan yang
menurut Allah memang pantas diembani amanah tersebut. masalahnya adalah....
APAKAH
MEREKA MENYADARI AMANAH ITU ATAU MENGGUNAKANNYA SEBAGAI ASET?
Aset?
Iyalah, lha wong yang duduk jadi petinggi sana rata-rata nambah kayak ok.
Lama-lama dikejar KPK. Hehe. Seandainya saja iman mereka sekuat kepercayaan
Allah ketika ngasih amanah itu ke mereka. Karena ketika Allah menurunkan amanah
kepada seseorang, bersama itu pasti Allah titipkan ujian untuknya. Karena apa?
karena Allah ingin lihat, mana yang bisa MENAHAN NAFSU dan mana yang NURUTIN
NAFSU. Tau kan kalau setan nggak pernah suka dengan makhluk Allah yang taat?
Jadiiiii… bagi mereka yang nggak kuat tahan iman ya kayak kondisi sekarang ini.
Korupsi bilangnya minjem duit. Yang dipinjem duitnya rakyat. Rakyat terlantar
dibilang kita yang nggak mau kerja. Nggak pernah baca undang-undang apa ya?
Orang terlantar itu dipelihara negara, bukan malah dipelihara kemiskinannya.
Gencar bangun ini bangun itu, di tengah proyek pada mandeg karena kehabisan
dana, padahal di pengajuan dananya malah kelebihan. Terus sisanya kemana? Hehe
bisa di cek ke rekening nya lah. Pasti nambah barang 5 milyaran lah. :D
Kebanyakan jaman sekarang mah malah rebutan amanah. Sibuk nyari timses, sibuk nyari pasukan buat dukung biar menang. Nyumbang sono sini lah biar kepilih. Padahal mereka gak sadar, pribadi mereka ga siap jadi pemimpin. Emang pemimpin yang baik gimana sih? Lihat aja kepimpinan Nabi, Rosul dan khilafah. Mereka korupsi? Buat apa? la wong mereka mengabdi kepada Allah kok, bukan negara.
Kebanyakan jaman sekarang mah malah rebutan amanah. Sibuk nyari timses, sibuk nyari pasukan buat dukung biar menang. Nyumbang sono sini lah biar kepilih. Padahal mereka gak sadar, pribadi mereka ga siap jadi pemimpin. Emang pemimpin yang baik gimana sih? Lihat aja kepimpinan Nabi, Rosul dan khilafah. Mereka korupsi? Buat apa? la wong mereka mengabdi kepada Allah kok, bukan negara.
Coba sekarang
kita bandingkan dengan kepemimpinan jaman Nabi, Rosul dan para Khilafah (Saya
memang belum khatam sirah nabawi, jadi mohon maaf jika bahasan saya kurang
mendalam) Nabi dan Rosul TIDAK PERNAH dipilih rakyat atau mengajukan
diri untuk dipilih menjadi wakil rakyat. Mereka tidak pernah meminta untuk
diberi amanah kepada Allah. Allah memutuskan Laki-laki pilihan ini untuk
menjadi pemimpin karena Allah percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang
bersedia menerima amanah dan MENJALANKAN nya sesuai syariat agama Islam yg
kaffah. Mereka dipilih Allah bukan atas pertimbangan seberapa banyak uang yang bisa
mereka kasih, bukan karena seberapa banyak kursi yang dijanjikan jika menang,
tidak berdasar pada seberapa manisnya janji yang diberi. Mereka dipilih karena
mereka mau MENDENGAR apa yang Allah katakan. Mereka dipilih karena mau
DIPERINGATKAN. Mereka dipilih karena mau DITEGUR ketika salah. Mereka dipilih
karena mau menjadi KHALIFAH, bukan sekedar pemimpin abal-abal yang janjinya
segudang garam. Amanah terbesar kita
adalah menjadi khalifah di muka bumi. Keputusan Allah selalu mutlak.
DAN LIHATLAH
LAKNAT ALLAH KETIKA AMANAH ITU DI SEPELEKAN…
Murkanya
Allah jauh lebih menyakitkan dibanding kemarau tuju turunan. Fir’aun adalah
salah satu contoh pemimpin yang laknatnya adalah tidak diizinkannya beliau
bertaubat. Betapa makmurnya ia ketika menjadi raja. Tapi dia lupa bahwa kuasa
Allah selalu lebih besar dari yang ia duga. Meninggal dengan cara tidak
terhormat. Sekarang? Ya sama saja…
Bedanya kalo
sekarang lebih tertutup. Diem-diem tapi njarem…
Dalam lorong
waktu ini kita memang tengah hidup di zaman ke empat. Pemerintahan yg
menggigit, tamak, sombong, mendzolimi rakyat, merugikan banyak pihak,
kemimpinan yang hanya mengutamakan ego dibanding keluhan rakyat. Rasul sudah
tahu tentang hal ini jauh sebelum beliau meninggal. Dan benar terjadi… tapi,
jangan jadikan alasan untuk membenarkan system pemerintahan yang tidak benar. Patokannya
adalah Al-Quran dan hadist. Ketika keduanya disingkirkan oleh undang-undang
atau peraturan lain, maka bersiaplah untuk menghancurkan negrimu sendiri.
Sekarng yang
jadi pertanyaan, pada sadar ngga sih dengan system kenegaraan kita yang mulai
aneh ini? negara yang katanya rakyate mau dibawa makmur, sejahtera atau apalah
itu namanya, malah di amanahkan dengan orang-orang yang bisa dikatakan NOL.
Ujung-ujungnya ya itu, hasilnya pun NIHIL. Saya tidak menjudge salah satu atau
beberapa pihak yang mungkin NGERASA atau malah merasa bersalah karena sudah
memilih pemimpin yang sebenarnya kurang tepat.
Allahu’alam
bissawab…
ih serem deh baca postingannya...
ReplyDeleteyang pasti Kalo amanah itu harus dijaga dan dilaksanakan, kalo tidak... hmmm
betul juju... seserem muka anda kah ju? haha
ReplyDeletearum??
ReplyDelete