bismillahirrahmanirrahim...
"kita bukan pemilih yang handal,pun bukan pilihan yang akurat. jadi, jadilah wanita yang tetap indah sesuai tempatmu, berperangai baiklah, agar kelak kuncupmu mekar disaat semua orang menginginkanmu" - Anisa Ayumi-
“Aku Mengetahui
sedang engkau tidak”
Memilih dan
dipilih adalah kedua hal yang sangat dekat tapi tak sama. Jarang ada yang sadar
bahwa menjadi pilihan dan pemilih itu sangatlah berat. Bukan hak mutlak manusia
untuk menentukan pilihan. Hanya Yang Maha Adil. Hanya Dia saja.
Tapi, belakangan
aku sering menemukan beberapa orang yang justru mati-matian ingin dipilih.
Bahkan rela memaksa, melakukan hal yang sama sekali tidak wajar. Kalau Allah
bilang KAMU TIDAK PANTAS DIPILIH mau apa? Siapa yang bisa protes atas ketentuan
yang Ia buat. Kalau saja kita bisa introspeksi diri. Pantaskah kita menjadi
salah satu dari beberapa hal yang patut dipilih? Atau justru kita adalah salah
satu dari sekian banyak rumput liar yang hanya ingin numpang tumbuh saja?
Rekan... Allah
selalu mengajarkan untuk memohon, bersujud agar kita sadar betapa rendahnya
kita, betapa jauhnya jarak kita dengan ‘Arsy Allah. Jadi mana mungkin kita yang
begitu rendah ini berani-beraninya mengambil hak yang hanya Allah yang patut
mempunyainya? Tak sadarkah kita bahwa kita sedang menggadaikan iman kita hanya
demi sebuah hal yang bukan kewajiban kita untuk melakukannya.
Ketika kita
memilih, kita adalah tangan yang memegang mata pena yang siap menggores kertas.
Kita adalah penentu. Tapi, bukan kita yang memiliki hak untuk menentukan.
Sekalipun tangan tau apa yang harus dilakukannya, hati tetaplah eksekutor yang
paling bijak. Dia lebih tahu tulisan apa yang harus dibuat oleh mata pena.
Saat posisi kita
menajdi pilihan, ikhlas adalah hal terberat yang harus kita lakukan. Kita tidak
tahu kemungkinan apa yang akan terjadi, tapi, kita tahu harus bersikap seperti
apa kita ketika diri ini ditetapkan menjadi pilihan. Ikhlas ketika ditetapkan
sebagai satu yang dipilih, ikhlas ketika dianggap BELUM SEKARANG, ikhlas ketika
ternyata kita bukanlah orang yang diinginkan untuk hadir dihidup seseorang.
Ini bukan
tentang PEMILIHAN UMUM... ini tentang hidup menjadi aktris yang baik.
Biarlah setiap
peran berjalan atas arahan Dia yang Maha Menentukan Hidup. Kita bisa beriring
doa dalam istikharah panjanng, mencoba mencari kisi-kisi tentang jalan yang
seharusnya kita ambil. Apakah pantas diri ini dipilih, apakah pantas diri ini
memutuskan sebuah pilihan, atau diri ini hanya pantas menjadi komentator di
bangku penonton. Wallahu’alam bissawab...
"dan perhatikanlah, bunga yang kuncup akan segera mekar, cat yang berpendar akan segera tergantikan..."
Indralaya 8 Juli
2014
No comments:
Post a Comment