Sunday, December 16, 2012

Sang Penari Tanggai

Aku menemukan hari itu
Ketika kaki tak pernah lelah berpijak
Atau tawa yang tak henti membahak
Saat ketika kita jejak langkah sepanjang trotoar ampera
Menari berputar bak penari tanggai
Pikirku kembali ke lima tahun yang silam
Kutuliskan namamu, namaku, namanya, dan nama mereka di puncak pagoda
Ku abadikan kata kita di ranting tertinggi pohon cinta
Pulau kemaro, ampera, masjid agung
Tiada cerita mereka tanpa kita
Tiada cerita tanpa selingkar aliran air ditengah tatanan kota
Kau dan aku menari bersama
Meretas kenangan para penari tanggai
Berirama indah dalam setiap denting ketukan nada
Kita dan kisah sang penari daerah
Sepakat kita tetapkan ini sebagai penanda sejarah kehidupan
Gadis belia bergingsul kanan ini sekarang merindukan lenggok kalian
Kita dalam satu melodi
Kita dalam satu pijakan
Kita dalam satu rasa yang tak lepas dari tatanan daerah
Tanganku memang tak lagi lunglai memainkan setiap gerakan
Tapi jiwaku masih utuh sebagai penari pentas
Aku  kembali melintasi batas waktu
Otakku mulai memutar video dari proyektor masa itu
Ah, aku rindu menarikan gending sriwijaya ditengah mereka
Aku merindu, menjadi sang penari tanggai

No comments:

Post a Comment