Aku
menemukan hari itu
Ketika
kaki tak pernah lelah berpijak
Atau
tawa yang tak henti membahak
Saat
ketika kita jejak langkah sepanjang trotoar ampera
Menari
berputar bak penari tanggai
Pikirku
kembali ke lima tahun yang silam
Kutuliskan
namamu, namaku, namanya, dan nama mereka di puncak pagoda
Ku
abadikan kata kita di ranting tertinggi pohon cinta
Pulau
kemaro, ampera, masjid agung
Tiada
cerita mereka tanpa kita
Tiada
cerita tanpa selingkar aliran air ditengah tatanan kota
Kau
dan aku menari bersama
Meretas
kenangan para penari tanggai
Berirama
indah dalam setiap denting ketukan nada
Kita
dan kisah sang penari daerah
Sepakat
kita tetapkan ini sebagai penanda sejarah kehidupan
Gadis
belia bergingsul kanan ini sekarang merindukan lenggok kalian
Kita
dalam satu melodi
Kita
dalam satu pijakan
Kita
dalam satu rasa yang tak lepas dari tatanan daerah
Tanganku
memang tak lagi lunglai memainkan setiap gerakan
Tapi
jiwaku masih utuh sebagai penari pentas
Aku
kembali melintasi batas waktu
Otakku
mulai memutar video dari proyektor masa itu
Ah,
aku rindu menarikan gending sriwijaya ditengah mereka
Aku
merindu, menjadi sang penari tanggai
No comments:
Post a Comment