Thursday, March 14, 2013

#Munas (please wait me)

Ran...
apa jadinya jika salju yang terlanjur turun aku biarkan begitu saja, bagaimana jadinya jika tanah yang mulai menggunung aku tanduskan begitu saja, dan bagaimana jika hatiku diremukkan oleh sekelumit rasa kesal yang aku tidak punya kuasa atasnya?

Ran... aku mulai putus asa atas segala yang aku patokkan. rasanya saljunya mulai menjadi panas, gunungnya serasa lengser lagi. aku tidak pernah membayangkan bisa menyimpan rasa sayang, cinta, atau sejenisnya pada seseorang yang bahkan aku belum pernah menjabat tangannya. bagaimana mungkin cinta itu hadir sebagaimana mata yang sering bertautan padahal nyatanya tak sekedippun tersaksikan oleh kedua kelopak ini?

Ran...
aku bermimpi memeluk mereka satu-satu (lagi). rasanya mereka begitu dekat dengan hidupku, sangat rekat dengan nafasku. rasa rindunya bahkan lebih menggebu dari semua rasa-rasa yang pernah tinggal di qolbuku. apa ini namanya ukhuwah, Ran? ini yang sering disebut Robbitoh? ya... aku merasakannya, Ran. aku merasakan urat sarafku menegang ketika menyebut nama mereka satu persatu. aku merasakan setiap detak jantung yang perlahan mulai cepat saat kata #Munas itu diucap. aku kecil, Ran. sungguh kecil tanpa mereka.

Ran...
katakan padaku bahwa semua akan baik-baik saja. hatiku akan baik-baik saja. perasaanku akan baik-baik saja. katakan bahwa aku bisa ke #Munas untuk mereka, Ran. katakan bahwa aku tidak akan melewatkan moment ini untuk memeluk mereka satu persatu. katakan, Ran... Katakn bahwa aku akan bertemu mereka segera.

aku sudah memutuskan untuk mencintai mereka apapun yang terjadi, Ran. APAPUN. tidur terbawa mimpi. bangun tersenyum. buka WA nangis. di Personal Message tambah deras. ini alasan satu-satunya aku berat untuk tidak ada di tengah mereka, Ran. aku berat untuk tidak memeluk mereka. aku berat untuk tidak menangis di depan mereka. aku berat untuk tidak bercerita sebelum tidur dengan mereka, aku berat untuk tidak mendengar tawa mereka. aku berat untuk tidak bertemu mereka, Ran.

Beri aku alasan kenapa aku harus setegar ini, Ran...

No comments:

Post a Comment