Saturday, November 15, 2014

Bangga Jadi Perempuan?

Bismillahirrahmanirrahim...

kita adalah nyawa yang dititipkan pada sekumpulan tanah yang kemudian disebut manusia. ruh yang selama sembilan bulan ditempa, ditumbuhkan, dijaga dalam ruang gelap bernama rahim ibunda. yang di dalamnya tak seorangpun tahu bagaimana rasa hangat atau dinginnya. yang tak tahu dari mana asupan makan yang mengenyangkan. yang dia tahu hanya hidup dan keluar dengan selamat. itu saja.

tapi, setelah keluar, dia malah bertingkah. hidup sombong dengan pundi-pundi dosa yang selalu bertambah. bukannya berfikir malah bangga, tumbuh dewasa dengan ribuan dosa. apa yang dipikirkan manusia yang numpang hidup di dunia?

perempuan dengan penciptaan yang maha sempurna. indah. detil. bahkan disebut-sebut sebagai makhluk kesayanganNnya. nyatanya tak pernah bisa mempersembahkan rasa yang sama kepada Tuhannya. kerjanya hanya berbuat dosa. dosa. dan dosa. mau dibawa kemana "keistimewaan" itu?

apa yang dibanggakan dari hidup yang hanya sementara?

apalagi kalau kamu mengaku berjenis kelamin perempuan.

susah jadi perempuan jaman sekarang. majelis ilmu banyak, lubang maksiatnya juga banyak. kajiannya banyak, sumber dosanya juga banyak. taklimnya ada terus, tapi dosanya jg jalan terus. kosmetik halalnya ada dimana-mana, tabarruj nya juga merajalela. jenis jilbabnya banyak, tapi auratnya juga kemana-mana. mode-nya semakin hari semakin internasional, tapi fitnahnya malah total.

ini bukan ngomongin siapa-siapa. atau membela diri sendiri karena saya yang nulis. nggak gitu. ini berlaku untuk semua perempuan muslimah dimanapun dia berada. mau di Jeddah, Mekkah, Madinah, Indonesia, Mesir, Yordania, Palestine, sama aja. fitnahnya gak ada habisnya.

makanya,

jangan sombong jadi perempuan. kita ini sumber fitnah. yang cantik fitnahnya di wajah. yang suaranya bagus fitnahnya di suara. yang tutur katanya teratur dan rapi fitnahnya di tutur katanya, yang busananya modis fitnahnya dibusananya, yang matanya teduh fitnahnya di matanya, yang langkah kakinya indah dan anggun fitnahnya di langkah kakinya, yang baik hati juga bisa jadi fitnahnya di baik hati itu.

terus, gimana cara ngatasinnya?

banyak-banyak eling aja bahwa kita bentar lagi mau "take off" dari bumi ini

banyak-banyak inget bahwa kita ini sumber fitnah.

itu aja sih...



No comments:

Post a Comment