menanti fajar berganti siang
malam berganti pagi
pukul tujuh berganti dua puluh dua
hanya berharap
waktu cepatlah berlalu
meninggalkan kenangan manis yang segera lupa
atau kepahitan yang pasti terngiang
bulan berganti
aku takut tertabrak waktu
menumbangkan kaki yang berdiri tegap
menundukkan bahu yang kokoh tak bergerak
adakah aku siap
atau hanya pura-pura bisa
nyatanya tetap sama
aku tak tau apa-apa
kau tau segalanya
aku, bak kantuk yang tak punya mata
tak tau kasur dimana
mencintaimu sedalam yang tak kau tau
membenci sepahit rasa yang tak pernah kau bayangkan
bicarapun tak tau harus berpangkal dari mana
harus berbatasan dengan apa
seperti diajak bicara.
tapi hanya ditanya,
seperti bertanya,
tapi tak dijawab
No comments:
Post a Comment