Rindu kadang tak terasa ketika kita sering berbicara
dengansuara lantang. Ia pun kadang enggan dirasa ketika kita saling menatap
mata. Ia justru menyelinap diantara diam. Ia menguat saat gravitasi semakin
lemah.
Jarak, membuat kita sadar bahwa Newton salah membuat rumus. Nyatanya
bukan apel yang mau jatuh karena dipaksa gravitasi. Ia tetap akan pulang, walau
ribuan kilometer memisahkan ujung tangkai dengan akarnya. Rindulah penyebab
hukum gravitasi mati.
Kita tunduk pada jarak, tapi isi hati tetap memberontak. Ada
yang mau menetap. Tapi, banyak yang ingin pergi. Pergi kemana? Mencari sumber
rindu yang getarannya tak mati-mati. Jarak yang jauh tak lantas membuatnya
jauh. Justru ia terasa bersanding dengan urat nadi.
276 kilometer,
Kamu, kapan pulang?
Suatu saat,
Atau, nanti,
Kau mau jawab itu, kan?
Meski tak pulang, ku harap rindu tetap tak mau padam…
No comments:
Post a Comment