Wednesday, April 24, 2013

Tentang Sahabat... :')


Dia mengenalku ketika aku masih terlalu buruk untuk dijadikan sahabat. Ketika semua keburukan masih menjadi satu dalam diriku. Caranya yang tidak pernah berubah menyayangiku sejak pertama kali sebuah kelompok kecil mempertemukan kami. Sifatnya yang sama saja seperti dulu ketika kami masih berlima. Dia masih disini ketika waktu mulai merubah semuanya kecuali dia. Mungkin jika dia bertemu denganku saat ini kemudian menyandangkan gelar sahabat padaku, aku tidak heran. Tapi ini dulu. Ketika tak seorangpun menganggapku ada. Sekarang aku dirubah waktu. Menurutku menjadi baik. Tapi aneh menurutnya. Karena dia menerimaku dari sebuah kekurangan hingga kemudian menjagaku agar kurangku tak dilihat banyak orang. Dia yang mempertanyakan tentang hidupku yang mulai tidak bisa diatur oleh keadaan.

“kenapa sekarang kamu begini, nya?” pertanyaan itu sedikit membentur diantara semua orang yang memujiku atas segala perubahanku, saat ini.

“semua orang berhak berubah, Do. Abang berubah dari dirinya yang melulu sakit hati menjadi pribadi yg lebih kokoh dibanding kita. Yuni berubah dari sehatnya yang perlahan merenggut persahabatan kita. Eka berubah menjadi berjarak dengan kita. Dan kamu, berubah dari malasmu yang dulu seperti takkan berhenti. Lalu kenapa aku tidak berhak melepas gelar burukku?” ada tangis disela bahagia atas perubahanku.

Dia kehilangan aku yang dulu, katanya. Dia kehilangan aku yang dulu tidak pernah kompromi waktu dengan dia dan 5 sekawan lainnya. Dia kehilangan seorang “nyonya” yang dulu bahkan tak peduli sedekat apa jarak duduk kami berlima. Dia kehilangan sahabat yang dulu katanya ceria. Sekarang, aku memang disini, tapi dia tidak lagi merasa aku didekatnya. Aku terlalu jauh untuk diiringi, katanya.

Aku tau dia tidak pernah benar2 meninggalkanku seperti yuni yang nyaris setahun menghilang dari hidup kami. Atau abang yang terlalu sibuk dengan kehidupan gerejanya. Atau eka yang bahkan aku tidak tahu bagaimana kabar “hidup” nya sekarang. Setiap kali bertemu di dunia maya(Facebook) dia tidak pernah absen menanyakan “kenapa belum tidur” atau sekedar manggil “nya”. bagiku itu cukup. Cuma dia yang diam2 masih menemaniku meski jarak menyekat kehidupannya dan aku.  
Setidaknya aku tahu, dari 2 tahun yang lalu, hanya dia yang masih melihatku dengan mata yang tidak tertutup kabut sedikitpun.

“kenapa sekarang sering bergadang nya” percakapan pertama kami resmi dimulai. Kata2 yang biasanya hanya ia lontarkan di dunia maya kini ia ungkapkan langsung tanpa jeda. Baginya menanyakan kesehatanku lebih penting dari rasa gengsinya.
“bukan bergadang sih do, memang suka susah tidur. Sebelum lewat jam 12 belum bisa tidur”
“insom?” Tanya nya sedikit berjeda
“nggak juga sih, do. Tapi ya gitu. Kalo kecapean baru bisa tidur cepet”
“nanti tifus nya kambuh lagi, nya. maag nya juga. Dijaga lah kesehatannya” nadanya terdengar sangat khawatir.
“iya do. Lagi berusaha makan teratur”
“afza nya gimana? Masih suka bolak balik ke Palembang?”
“kok tahu?”
“ya tahu lah. Kamu sering nggak masuk, kata ela kamu pulang malam dr Palembang. Kenapa nggak nginep aja kalo udah pulang malem. Kasian kan badannya capek. Tifusmu itu bisa kambuh lg, nya”
“iya do, kadang kan kuliah pagi. Nggak mungkin aku dr Palembang ga bawa apa2”

Ada jeda sekitar 3 menit diantara pembicaraan kami. Sebenarnya aku ingin menangis tadi siang saat jalan dari Rektorat ke lab. Aku benar-benar merasa dia ada, bukan hanya fisiknya yang nyata. Tapi rasa sayang yang DULU pernah kami nobatkan sebagai SAHABAT masih ada bahkan setelah 2 tahun semua nyaris melebur. Ada haru yang perlahan menahan air mata untuk mengeluarkan responnya.

Nyaris satu tahun tidak ada obrolan seperti ini diantara aku dengannya. Kalau dengan abang 3 minggu yang lalu sempat flash back dan rasanya sama. Aku masih merasakan rindu itu nyata. Sayang itu ada. Sama sekali tidak terbersit “rasa” lain di antara aku, ridho, abang, bahkan eka. Ini murni tentang 5 sahabat yang saling menjaga dalam rindu yang berjarak.

Ya Illahi Rabbi, jaga mereka ya… jaga sahabat-sahabatku… aku titipkan penjagaan atas mereka padaMu. Aku hanya punya Engkau yang dekapannya lebih luas dari isi dunia. Jaga mereka ya, lakukan penjagaan yg sama seperti yg mereka lakukan untukku…  aamiin

No comments:

Post a Comment