Anak itu cantik, tapi dimana ibunya? Oh mungkin rumahnya
disekitar sini, tapi kenapa menangis? Pikirku kemudian. Kudekati gadis kecil
itu sambil menawarkan dua bungkus choky-choky. Pikirku pasti dia suka. anak
kecil mana sih yang tidak suka coklat.
“adik sama siapa kesini? Ibunya mana?”
“mama kemana kak?”
Oh, rupanya ia sedang mencari ibunya. Ditempat seramai ini
anak usia 5 tahun ditinggal sendiri, atau lebih tepatnya terlepas dari ibunya. Ada
raut iba dari siluet matanya. Kasihan. Inilah kesan pertamaku melihatnya. Lima
menit kemudian seorang ibu paruh baya menghampiri si kecil dengan wajah
cemasnya. Rupanya si ibu terlalu asik memperhatikan dagangan wanita muda di
seberang jalan hingga ia lupa anaknya tertinggal di tepian jalan.
Suasana Kambang Iwak pagi ini begitu ramai. Tidak seperti
biasa. Mungkin karena ada pawai anak-anak cosplay atau karena ada kami? Ya,
pagi ini kami sedang mengadakan acara dalam rentetan Hijab Solidarity Day.
Sedikit berbagi kerudung untuk yang membutuhkan. Setidaknya aku lega
sedikit membantu mereka untuk setara
dengan perintahNya.
“mbak, itu anak mana? Kok sama si bombom dari tadi?” tanyaku
penasaran kepada mba na
“itu Dave, anak ITJ dek. Nantilah mba kenalin. Kan kita
nanti mau kopdar” jawab mba na cengengesan
“bukan mau kenalan mba. Cuma pengen tahu siapa doang” ucapku
sedikit judes
Mba na malah ketawa puas. Dikiranya aku tertarik sama
laki-laki itu. Oh Dave. Anak ITJ. Oohh.. cukup tahu aja kok. Bukan mau kepo.
Acara selesai jam 11 siang. Rasa laparnya terpaksa kami
hantam dengan sedikit meringis karena harus penutupan acara dahulu. Nggak afdol
dong acara dibuka tapi nggak ditutup. Nggak yang resmi-resmi banget sih. Cuma
doa penutup, evaluasi dikit langsung cus ke lokasi makan. Dave duduk tepat di
depanku. Sementara makanan belum siap disantap aku sedikit memperhatikan
laki-laki yang menurutku aneh di depanku.
Siapa dia ini ya? Kenapa dari mukanya aku nggak bisa lihat siluet kayak
laki-laki lain. Beberapa menit kemudian aku kaget karena ternyata dia sadar
sedang diperhatikan olehku. Aku hanya senyum. Agak kaget, malu, tapi bodo
amatlah ya.
“maaf mas namanya siapa?” tanyaku ditengah obrolan dengan
yang lain
“David, mba?”
“aku Rainy. Panggil aja Ran. Kuliah dimana?”
“nggak kuliah. Nganggur sana-sini”
“oh…”
Sedikit aneh laki-laki seperti dia tidak kuliah. Aku tidak
punya nyali untuk menanyakan alasannya. Yang ku tahu pasti itu rahasia. Tapi
rasanya aku seperti ingin kepo banyak tentang dia. Entahlah. Dari wajahnya
banyak sekali tanda tanya muncul di otakku. Tapi diinget lagi, siapa aku sih?
Sok dekat. Ketemu pun baru beberapa menit. Obrolan dilanjut mba na dengan
sedikit alias banyak penjelasan mengenai ITJ. Dan terlihat, aku paling
antusias. Aku tahu Dave memperhatikan aku nyerocos dari tadi. Sabodo amat lah.
Inilah aku. aku tahu dia sedikit aneh mungkin karena aku yang notabene berhijab
seperti ini punya mulut kayak bajaj yang hobi ngeles. Nevermind. Setiap orang
bebas menilai orang lain kan?
“Rainy pulang kemana” Tanya dave tiba-tiba
“eh, ke Layo, dave” sengaja ku jawab singkat agar tidak
perlu kujelaskan panjang lebar mengenai kampus hutan.
"oh"
obrolan berhenti. masing-masing lebih banyak membicarakan kostum baru ITJ atau sekedar sharing acara kedepan. dan aku... lebih banyak menebeak tentang sosok janggal di depanku. disambi makan makanya ga begitu kelihatan. bisa mati GR ini anak kalo sampe tahu aku puter prediksi di otakku tentang dia. untungnya dia bukan salah satu penganut paham "bacaisme" jadinya ga bisa baca isi kepalaku. haha
"ini orang songong ya" pikirku jahat.
No comments:
Post a Comment