Monday, November 25, 2013

Catatan hari ini

birmillahirrahmanirrahim...

jika setiap manusia diizinkan untuk bicara tanpa batas dan sekat waktu, tanpa dicela, mungkin aku bisa menjelaskan segala hal tanpa sempat dikomentari siapapun. tanpa bilah-bilah pedang yang menusuk kepercayaan atau dinding hablum minannas yang robek karena kegoisan satu dua manusia yang kupingnya tak mau mendengar.

bersama waktu yang telah hilang dengan sendirinya, malam yang memekat kemudian pudar menjadi pecahan embun pagi, tanganku menuliskan gurat kehidupan yang perlahan terpaksa berubah. tentang kesetiaan manusia yang tak kenal toleransi atau kehangatan pelukan sahabat yang mulai memilih pada siapa pelukan itu diberikan.

kalau boleh aku bilang, belati itu berhasil menusuk hingga sedalam dada dan tulang punggung. namun tak ada satu dokterpun yang berhasil menemukan lukanya. hanya saja aku tau rasa sakitnya seperti apa. darah yang tak mau kering. dan kulit yang robek tak mau menyatu lagi. bersama waktu aku tumbuh menjadi wanita berluka nganga.

setiap manusia bukankah berhak untuk berontak? asal tidak mengutuk Tuhan. segala aturan masih ku patuhi walau penguasa-penguasa sejarah tak jua mau mengubah koordinat kepercayaan hingga menembus batas logika. saat ini... logika harusnya masih diatas otak dan egois. nyatanya tidak. atau aku yang terlalu sibuk mendramatisasi keadaan agar lukanya terkesan semakin panjang. entahlah...

pada akhirnya aku memang yang harus menembus batas waktu. menembus setiap sekat-sekat kebohongan dan kembali dengan wajah yang pura-pura baik-baik saja. untuk masa depanku... kau hanyalah manusia terjalang dalam hidupku. dan aku akan lebih pintar menyembuhkan lukaku. tabibku adalah aku. sedang kau? KAU AKAN TETAP JADI PECUNDANG

sincerely, Me

No comments:

Post a Comment