Saturday, March 1, 2014

betapa sabarnya engkau, sayang

Perasaan manusia tak ada yang pernah tahu persis. kecuali ketika dua menusia sedang dalam keadaan nyaris sama. di tulisan ini, kalian akan menemukan apa yang saat ini aku rasakan ketika aku pertama kali membacanya. ini bukan kisahku, hanya saja sempat terjadi. nikmatilah rasa galaunya menjadi pecinta yang ulung :)

bismillahirrahmanirrahim...

andai aku bisa mengungkap semua kata dan rasa dalam hati yang aku punya ini, maka seribu lembar kertas-pun tak akan sanggup untukku menuangkannya. banyak sekali cinta, banyak cerita , banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadapmu nanti. andai kau tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan peduli. andai saja kau tahu apa yang aku rasakan ini untukmu. biarkan air mataku yang menjelaskan dikemudian hari.
cinta bukan yang bernama keegoisan rasa. bukan yang mengucap "bagaimana?" namun "aku mengerti..." bukan "kamu dimana?" tapi "aku disini" bukan "aku inginkamu seperti ini..." akan tetapi "aku mencintaimu dengan apa adanya dirimu...". seringnya kau patahkan aku, namun aku bukan seorang yang mudah menyerah.

aku bertahan, karena ada kejujuranku... untuk mengasihimu
luka itu memang sakit, tapi biarlah aku yang menjadi tabib untuk diriku sendiri. sungguh, demi Dia yang Maha Menghargai, aku akan berjalan disini tanpa ada paksa dari siapapun, dan yang utuh adalah hanya ada nurani dan hati yang suci. ketika luka-luka telah mengering, ketika itu aku kembali haus merindukanmu, pun selama luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu.

cinta,
inginnya aku bersamamu, menjaga hatimu, mendampingimu ketika resah dan gundah melandamu. ahh... akankah kau tahu begitu dalamnya kasihku sehingga semua luka dan kecewa itu tak mampu mengubahnya, sekalipun pernah kau memintanya untuk melakukannya.

cinta,
maafkan aku, semua masih tetap utuh pada tempatnya. rasa bercampur baur, ada duka, kecewa, namun masih ada percaya diantara sejuta ragu, ada setitik cahaya diantara gelapnya cakrawala. ketika semua terhempas karena sia-sia, maka akan kucoba pelajari kesedihan ini, kesakitan ini, dan kuanggap ini sebagai hadiah "besar"-Nya karena telah membuatku sekuat ini.

dan cinta,
kau membuatku banyak belajar dalam sakitnya aku ketika aku terhujam mendekam dalam tebing bebatuan yang tajam. kau membuatku menjadi orang "besar" dalam rasa kesyukuranku pada-Nya.

terimakasih,
kau membuat aku menjadi jiwa yang sabar atas segala penantian dan pengertian. secuil apapun itu harapan adalah tetap menjadi harapan. meski tumbuh dari rasa kecewa, dari rasa luka. maka biarkanlah ia tumbuh menjadi dewasa dalam matangnya pemahaman. mungkin, aku akan berdiri diatas rangkaian jerami yang selalu ada didepanku ketika kau berjalan, dan tiada lain adalah rasa sabar ketika aku harus membersihkannya, tiada lain dari ikhlasku ketika aku merasa lelah untuk merapikannya agar ia tak melukaiku (lagi).

begitupun dalam mencintaimu, cinta...
jikapun harus ada air mata, maka biarlah ia menjadi teman sedihku untuk menyayangimu. jika ada rasa sakit mendera, maka biarkanlah ia menjadi teman setiaku dalam bertahan atas segala kejujuranku padamu.
sungguh, aku bersyukur kerena mengenalmu, sekalipun aku tak pernah utuh memilikimu. sekalipun utuh yang kau punya tak hanya untukku. jangan tanyakan tentang kesedihan yang kau-pun tahu. jangan bertanya tentang rasa sakitku, bila kau-pun merasakannya.

cinta...
kapan aku bisa menyentuhmu?
dimana aku bisa menemui hangatnya jemarimu mengusap semua air mataku? atau sebaliknya.
dan aku yang akan membelai lembut bahumu ketika kau goyah dijalan perjuanganmu bersamaku, agar kau tahu betapa pedulinya aku terhadapmu.

cinta...
dalam sujudku padaNya, ku titipkan doa dan pintaku. semoga kau senantiasa dalam penjagaanNya ketika penjagaanku tak sampai padamu. semoga kau selalu dikasihi dan disayangiNya ketika kasih dan sayangku tak mampu melapaui dimana kau berada saat ini. kupinta padaNya agar cintaNya selalu ada untuku, ketika suatu saat nanti aku tak sanggup lagi mencintaimu. ku-tegarkan segala kerapuhan, kan ku indahkan segala kesedihan. bahagiamu adalah doa dan harapanku. senyummu, menjadi suatu cita-cita dimana aku bisa merasakannya itu tulus hanya untukku. semoga kau selalu baik adanya, meskipun jalan ini tak sempurna...

terakhir, kuharap kan terbaca jelas oleh matamu, untuk hatimu.
aku menyerah,
biarkan segala hal apa adanya,
biarkan setiap air mata tumpah tanpa diseka
biarlah aku dengan perasaan ini saja, tanpa dirimu disini,
biarlah... biarkanlah tulusku yang mencintaimu dengan erat

sincerely, merpati putih

No comments:

Post a Comment