Tuesday, October 7, 2014

Takdir yang Tak Salah

Bismillahirrahmanirrahim...

Allah tidak pernah salah meletakkan waktu yang akan dilalui manusia, entah itu saat yang membahagiakan, menyedihkan, mengecewakan, atau mengagumkan. Jika bicara salah, bukan takdir yang patut dikambinghitamkan sehingga manusia berhak menuntut keadilan dengan se-adil-adilnya. Sedang definisi adil menurut manusia adalah tercapainya segala keinginan tak pandang bulu. Keniscayaan takdir seperti sebilah pisau yang tajam. keberadaannya begitu penting, namun, sebagian lain menganggap itu berbahaya. Pun dengan selembar baju yang kotor atau rusak. Sebagian menganggapnya terlalu buruk untuk disimpan atau dikenakan, namun bagi mereka yang memahami maksa takdir, ia akan mengerti untuk apa semua kejadian itu dilimpahkan padanya.

Seperti halnya analogi-analogi diatas, aku-pun hanya seorang manusia yang dikelilingi ribuan setan disekitarnya. Tak mungkin selamanya hanya ada prasangka baik yang muncul manakala ada kejadian yang (menurut manusia) tak masuk akal menimpaku.

Kalau ditanya, pernahkah berpikir bahwa Allah tidak adil dengan hambanya? Jawabannya SERING. Jika ditanya, pernahkah merasa benci dengan setiap kegagalan yang hadir bertubi-tubi? Jawabannya PERNAH. Pernah merasa kecewa terlahir sebagai seorang wanita? YA. Dan, kalau ditanya lagi pernah merasa bosan menjadi seorang muslimah? Jawabannya PERNAH. Naudzubillahimindzalik.

Inilah manusia yang dilumuri khilaf, yang hatinya pernah tertutup kebencian atas takdir yang dituliskanNya begitu indah. Jujur, menjadi pemaaf itu begitu sulit. Terlebih memaafkan kesalahan diri sendiri. Sekali lagi hanya Allah yang tahu betapa bejatnya wanita ini ketika itu.

Begitupun ketika aku tahu bahwa Allah menitipkan suatu “keajaiban” dalam diriku, yang dengannya aku begitu rindu dengan sujud-sujud panjangku, yang dengannya aku merasakan syahdu dalam rinduku, yang dengannya aku menjadi takjub dengan firmanNya, yang dengannya aku merasakan candunya cinta, yang dengannya aku merasa beruntung telah dianugerahkan hal yang menurut mereka begitu menakutkan (walau akupun pernah merasa takut atas titipan itu). Setiap detik aku memikirkan bagaimana jika titipan itu diambil bersama dengan yang dititipi? Mengingat betapa takdir tak pernah salah memilih waktu dan kejadian. Aku hanya ingin menjadi perempuan yang tidak dianggap tak tau diri.

Takdir itu begitu dekat. Tidak ada prediksi yang lebih indah dari yang Allah tuliskan bagi setiap hambaNya.

Sekarang, aku hanya bisa menikmati “rasa” yang setiap detiknya menjalar seperti listrik yang dialirkan kedalam tubuh. Ini rahasia yang ingin Allah jawab suatu saat nanti. Aku siap menyambut kejutan-kejutan itu :’)


“Ya Allah… entah besok, lusa atau waktu dikemudian hari, aku pasti akan pulang kepadaMu. Tolong jaga siapapun yang tertinggal disini, apapun yang kutinggalkan disini, apapun yang telah kumulai disini. Aamiin” ~ Anisa Ayumi


Barokallahu fi umurik, Ayumi... 

No comments:

Post a Comment