Wednesday, January 7, 2015

Sejagat Cinta Untuk Bapak

Bismillahirrahmanirrahim...

gundah gulana, siapa yang tidak pernah merasakannya? semua orang pernah, kurasa. entah oleh sebab apapun itu, perasaan gundah ibarat jarum suntik yang tak lekas di cabut dari badan. nyerinya kemana-mana. makan tak enak. tidur tak nyenyak. linglung. berasa punya masalah besar padahal kalau dijabarkan masalahnya kadang cuma satu doang.

tiba-tiba... sore kemarin aku menangis. ada dua hal yang perlahan membabi buta lebih dari 90% pikiranku. sampai mual dan makan rasanya asam. sampai akhirnya... pagi ini aku punya satu alasan untuk tetap bertahan, mengabaikan rasa mual yang membuat tak nyaman, rasa gundah yang menyumpal di rongga perutku.

Bapak,
laki-laki yang membuatku selalu bisa tegak dan berhenti menangis walau dulu setiap hari aku selalu dibuat beliau nangis, laki-laki yang membuatku mampu menghargai waktu, laki-laki yang selamanya akan tetap menjadi janji yang mengingatkan aku ketika mulai lelah, satu-satunya kaum adam yang berhasil membuat saya jadi cengeng se-cengeng-cengengnya.

janji untuk tetap menjadi yang terhebat, menjadi orang yang diperhitungkan, menjadi wanita yang mampu mengalahkan siapapun meski mereka bilang bahwa orang itu jauh lebih hebat dariku.

aku tidak peduli!

Bapak,
satu alasan kenapa pagi ini aku memutuskan untuk segera menyelesaikan laporan-laporan yang kemarin nyaris membuatku nangis kayak anak kecil.

Oh, God. I beg You to bless me all the time...

No comments:

Post a Comment