bismillahirrahmanirrahim...
Sahabatku... usai tawa ini izinkan aku bercerita
telah jauh ku mendaki
sesak udara di atas puncak khayalan
jangan sampai kau disana..
telah jauh ku terjatuh
pedihnya luka di dasar jurang kecewa
dan kini sampailah aku disini
yang cuma ingin diam
duduk di tempatku
menanti seorang yang biasa saja
segelas air di tangannya
kala ku terbaring sakit
yang sudi dekat mendekap tanganku
mencari teduhnya dalam mataku
dan berbisik "pandang aku kau tak sendiri oh dewiku"
Pagi ini entah kenapa aku sedang merindukan sahabat kecilku. laki-laki yang tak pernah diam ketika aku ketakutan. walau komunikasi terbatas, walau kedua suara jarang berbalas, walau pertemuan cuma 6 bulan sekali. aku sayang dia, sahabat yang sampai detik ini masih sangat baik menjagaku walau berjawak ruang dan waktu.
andai detik ini dia ada didepan mukaku, dia bisa dengar suaraku, aku ingin dia tahu bahwa selama 21 tahun usiaku, aku belum bisa menggantikan dia di dasar hatiku. ini bukan tentang perasaan cinta terhadap lawan jenis. sama sekali bukan. walau kenyataan nya dia adalah laki-laki.
ada yang bilang persahbatan antara laki-laki dan perempuan tidak ada yang benar-benar murni tentang kedua sahabat yang saling sayang atas dasar "persahabatan". KATANYA. buktinya aku tidak. aku tau. aku tidak pernah melihat matanya memandangku lebih dari yang aku minta. sama sekali tidak
aku rindu ketika perempuan kecil ini menangis di tepi sungai karena hujan deras, jembatan tertutup air banjir, dan tidak ada jalan pulang lain selain jembatan kayu berdiameter 20cm itu.
"udah ah jangan nangis, kamu jelek tauk kalo nangis. ayok aku tuntun. gak akan kenapa-kenapa. kamu nggak akan jatuh kok. naik rambutan aja berani tinggi-tinggi, nggak takut jatuh, masa sama air takut. katanya suka hujan"
percakapan itu... rasanya tak pernah hilang dri ingatan. anak kelas 1 esde yang ketakutan sedang yang lain menenangkan, meyaknkan bahwa keadaan itu memang baik baik saja.
rasanya memang terdengar geli, lucu, bikin ketawa kalo diceritakan sekarang, ketika udah sama-sama dewasa. tapi perlahan ada rindu yang mulai muncul. kapan ya dua sahabat ini bisa ketawa bebas tanpa sekat tempat dan waktu? kapan? yah sekarang semuanya mulai berubah. bukan perasaan nya yang berubah menjadi saling suka ke lawan jenis. bukan juga rsa menjaganya yang berubah, bukan. yang berubah adalah sadarnya dua manusia terhadap aturan yang Tuhan tuliskan.
Tuhan... ini curhatku tentang dia untuk kesekian kalinya.
No comments:
Post a Comment